SEJARAH
SITUBONDO
- Asal nama
Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:

Berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk menegaskan bahwa daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk menetap di Situbondo
Sejarah
Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Di zaman kejayaan kerajaan kerajaan Jawa dahulu Situbondo merupakan bagian dari konflik konflik perebutan wilayah dan kekuasaan Majapahit, Blambangan dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Pada tahun 1950-70 an kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya , yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas dan Prajekan. Namun dengan surutnya industri gula, pada tahun 1980 dan 1990-an kegiatan perekonomian bergeser kearah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.
Mangga Manalagi, Gadung, dan Arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Namun sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan.
Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai sekarang "masih tersembunyi".
Pantai Pasir Putih di tahun 1920-an
Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km disebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 - 1970 an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat. Namun kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.
- Perubahan nama
Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah "Kabupaten Panarukan" dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal lagi "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan
- Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.
Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini
- Pariwisata
Situbondo memiliki beberapa obyek wisata yang sedang dikembangkan. Antara lain :
- Taman Nasional Baluran
a. GUA JEPANG
Dikawasan Taman Nasional Baluran , Anda akan menyaksikan suguhan bersejarah berupa Gua Jepang. Gua Jepang ini merupakan ini salah satu saksi sejarah bahwa ditempat ini ( Taman Nasional Baluran ) pernah terjadi pertempuran sengit antara tentera republik Indonesia dengan tentara republik Jepang. Karena kekuatan yang tidak seimbang banyak tentara republik Indonesia yang gugur sehingga tempat ini disebut Batangan. Gua Jepang yang memiliki luas sekitar 12 m2 ini terbagi atas 2 ruangan. Ruangan bagian utara yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan amunisi, sedangkan ruangan bagian selatan berfungsi sebagai celah pengintai musuh.
b. PANTAI BAMA
Pantai Bama terletak di sebelah timur kawasan Taman Nasional Baluran. Anda dapat menyaksikan pantai yang masih murni dan pemandangan yang luar biasa disini. Selain itu Anda dapat melihat hutan bakau, mata air Bama, dan mata air Mantingan. Satu yang menarik dari pantai Bama, disana ada monyet berekor panjang ( Macaca faseicularis ). Anda dapat melihat tingkah laku monyet ekor panjang yang benar-benar lucu. Mereka akan menangkap kepiting dengan ekornya. Jika Anda suka jalan kaki, Anda dapat melewati jalan setapak dan Anda akan melihat pemandangan pantai Bama yang indah dari ketinggian. Hanya dengan Rp. 15.000,- per orang Anda dapat menghabiskan malam di pantai Bama untuk menikmati pemandangan malam hari.
- PANTAI PATHEK
Merupakan obyek wisata pantai dikawasan utara kota Situbondo. Dengan perjalanan sejauh 5 km dari pusat kota, pantai Pathek menawarkan keindahan alam yang cukup asri. Pesona matahari terbenam dan obyek bawah laut menjadi daya tarik bagi Anda yang menyukai wisata laut. Jika langit tidak mendung anda dapat menyaksikan keindahan matahari terbenam yang menyuguhkan keindahan tiada tara.
Di jalan sisi barat dari pantai Pathek, Anda dapat melihat saksi sejarah berupa jalan Anyer – Panarukan, yang dibangun pada jaman Belanda. Pantai Pathek terdapat di desa Gelung, kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
2. PANTAI PASIR PUTIH
Ada juga fasilitas lainnya yaitu berkano. Selain fasilitas olah raga air Anda juga akan dimanjakan dengan fasilitas penginapan yang cukup mewah. Ada cottage sebagai penginapan dan beberapa jenis rumah tinggal lainnya. Bagi Anda yang berminat dengan souvenir-souvenir kelautan seperti bermacam-macam hiasan kerang, juga dapat Anda peroleh dari tempat-tempat yang berada disekitar pantai Pasir Putih. Sedangkan bagi Anda yang menyukai petualangan untuk naik gunung, Pasir Putih yang dikelilingi oleh kawasan pegunungan, adalah juga pilihan yang tepat bagi Anda. Dengan melalui jalur yang sudah ada untuk mencapai puncaknya, Anda dapat menikmati pemandangan Pasir Putih dari puncak gunung, dan jika cuaca tidak berawan, Anda juga dapat melihat keindahan kota Situbondo pada malam hari dari atas gunung, yang juga pemandangan yang cukup menarik.
3. PUNCAK RENGGANIS / GUNUNG ARGOPURO
Gunung ini berada kawasan Suaka Margasatwa Pegunungan Yang, sehingga kompleks ini sering disebut Yang-Argapura. Kompleks Yang-Argapura merupakan kompleks gunung berapi raksasa yang mendominasi bentang alam antara Gunung Raung dan Gunung Lemongan di Jawa Timur, Indonesia. Di kompleks ini terdapat untaian lembah sedalam 1.000 m. Pendakian Gunung Argapura memang terbilang memberikan tantangan tersendiri, pasalnya meskipun hanya memiliki ketinggian sekitar 3.088 mdpl, namun jalur pendakiannya cukup panjang. Tak heran jika disebut trek pendakian terpanjang di Pulau Jawa yaitu sekitar 63 Km.
Gunung Argapura merupakan puncak tertinggi dari Pegunungan Iyang serta berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis / Welirang (topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Argopuro dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi).
Gunung Argopuro mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung ini berada dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo, dengan puncak Rengganis ada di wilayah Kabupaten Jember. Di kawasan Puncak Rengganis konon menurut cerita masyarakat sekitar bermukim Dewi Rengganis, adik dari Nyi Roro Kidul.
Cek Juga Di: Vidio Salah satu wisata Argopuro
Gunung Argopuro dengan puncaknya yang dikenal dengan Puncak Rengganis, terletak di desa Baderan Selatan, Kecamatan Sumber Malang, Kabupaten Situbondo. Untuk mencapai obyek ini Anda dapat menempuh perjalanan sejauh 37 km dari pusat kota Situbondo. Di gunung ini Anda dapat menikmati berbagai pemandangan alam yang cukup menarik. Diantaranya adalah populasi burung Merak.
Selain populasi burung Merak gunung Argopuro juga menawarkan beberapa peninggalan bersejarah. Diantaranya adalah bekas lapangan terbang semasa jaman kolonial Belanda, yang memiliki luas 50 ha. Peninggalan bersejarah lainnya adalah bangunan kerajaan Dewi Rengganis yang berada di ketinggian 2.300m dpl. Dan yang tak kalah menariknya adalah pemandangan alam yang berupa hamparn bunga Edelweiss
0 Response to "SEJARAH"
Posting Komentar